Monday, 13 January 2020

Pernyataan atau pertanyaan

Di suatu pagi buta nan gelap gulita seorang kawan sambat (ya karna dia selalu datang ketika lagi terjadi masalah dengan hatinya dan butuh kawan yang sekedar mau mendengar sambatannya) datang mengajak ngopi ke warung "ayo golek kopi, mosok subuh2 turu P A M A L I" ajaknya kali ini, tidak seperti biasanya, kawan sambatku ini tiap kali datang biasanya dengan wajah bermuram durja dan kata - kata awal pembuka ceritanya selalu sama yaitu makian, dan makian itu slalu bervariasi mulai dari nama hewan dari Anjing, kadal, wedos, asu, babi, celeng, kirek, jangkrik bahkan sampai pitek potong, selain nama hewan dia juga menghapal makian dari daerah di seluruh nusantara, mulai dari pukimai, torokmakto, pala'pokeh sampai yang masyhur di jawa timur J A N C O X.
 Namun kedatangannya pagi ini kali ini berdeda walau dia memang sudah lama tidak datang kesini "apa dia sudah bertobat dan telah mendapat hidayah kebaikan dari sang pencipta atau malah kawanku ini sedang kerasukan" bathinku terus berkata namun tak pernah terucap secara lisan sambil terus mengikuti langkah kakinya berjalan mencari warung kopi yang buka subuh2, "ahh.. Sudahlah biarlah takdir berjalanan sesuai ketentuannya, justru aku malah penasaran apa yang akan di ceritakan pada perjumpaan kali ini" bathinku terus menyambung uneg2 sambil berjalan bahkan sampai aku lupa kawanku tadi naik apa bersama siapa kok ujug.ujug datang dan muncul, layaknya mantra jaelangkung,datang tak diundang pulang tak diantar.

Setelah menemukan warung kopi di pojokan desa sebelah, tak sadar karna terus membathin dan penasaran apa yang akan diceritakan oleh kawan sambat ini hingga berjalan keluar desa tak terasa, sejujurnya berjalan keliling desa yang hanya berjarak tempuh 1kilometer saja sudah wegah apalagi ketangga desa yang jaraknya lebih jauh, namun di perjalanan kali ini tidak terasa ya, mungkin saking penasarannya dengan perubahan kawanku ini.

Singkat cerita setelah berbasa-basi sebentar hingg rasa bosan merasuki karna menunggu apa inti dari semua perjalanan ini, karna kawanku ini bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, sebagai pengingat saja pernah setelah datang kerumah sambil memaki-maki dan pada akhirnya meminta solusi, dan ketika telah dapat apa yang apa yang dikehendaki dia pergi tanpa basa basi atau sekedar berpamitan, ya langsung pergi dan menghilang, namun kali ini berbeda dia tak banyak emosi ketika berbicara,  dan hanya berbasa-basi yang membosankan menurutku layaknya orang yang baru kenal, hingga pada akhirnya aku pada titik jenuh mendengar kelakarnya dan ketika berniat meninggalkan warung kopi dia baru bicara serius "piye iki brow...?" intonasi suaranya mulai berubah menandakan inilah inti dari perjalanan dipagi buta ini.
"Sekarang kok saya mulai tidak diperhatikan oleh para penggemar saya, entah itu murid, karyawan atau teman se aliran gamer" kawan sambatku ini mulai bicara tentang masalahnya dan daribketerangannya dia memang banyak berubah, "tahu tidak!! biasanya ini ya, kalo saya datang semua menyapa setidaknya berebut salaman dengan saya" nada bicara kawanku ini mulai meninggi dan penuh emosional ketika bercerita, "namun beberapa bulan ini setelah liburan, ketika saya datang dan menyapa mereka tak ada yang histeris dengan kedatanganku atau sekedar bersalaman denganku, walau saya ngalah i menghampiri mereka untuk bersalaman dan menyapa tanggapan mereka dingin. dingin saja" justru mendengarkan ceritanya kali ini membuat hatiku senang dan gembira, entah apa yang merasukiku tapi memang ini cerita yang benar-benar berbeda dengan cerita sebelum sebelumnya, aku yang mendengar dengan senyam senyum justru terkena tablek (pukulan kecil untuk menyadarkan dari lamunan) oleh kawanku ini,
Dia sepertinya jengah dengan tanggapanku yang hanya diam dan cengar cengir tak jelas dan akan segera mengakhiri perkopian pagi ini yang sudah mulai beranjak padang karna matahari telah menampakkan kegagahannya.

Aku yang hapal watak dari kawanku ini langsung saja menanggapi walau dia tak bertanya, aku pun menceritakan kisah nabi musa yang pernah diceritakan oleh gus baha' dalam salah satu pengajiannya.
Dan ketika itu kawanku sudah beranjak dari duduk lesehannya namun belum berdiri sempurna, dan ketika dia mendengar ada cerita nabi, dan seperti yang kuduga dia akan duduk manis layaknya anak kecil yang suka dengan cerita atau dongeng,
" ngene lho brow, nabi musa, tahu ero cerita e nabi musa?" dia hanya menggelengkan kepala "nabi musa iku ninggal ummat e mung 40 dino, nang gunung thursina gawe nerima kitab taurot, tapi apa yang terjadi setelah beliau kembali, umat bani Isroil kembali menyembah selain Allah, itupun sudah ada nabi harun sebagai pengganti nabi musa dan sebagai pendamping mereka namun justru tidak di hargai sama sekali, itu nabi musa yang bergelar Kalamullah, nek trimo awakmu ya genok apa-apa ne bro... "penjelasanku panjang lebar dengan sedikit berapi-api, dan entah mataku yang salah lihat atau memang begitu adanya, mata kawanku ini nanar dan berkaca kaca setelah mendengar penjelasanku tadi, dan dengan tiba-tiba dia memelukku erat sekali" mungkin itu adalah ungkapan terima kasihnya padaku atau apalah aku tak tahu" lalu dia pergi bergegas dengan wajah yang kutak pernah melihat sebelumnya, wajah penuh rona kepuasan dan ketenangan. 

No comments:

Post a Comment