Sunday, 19 January 2025

Batu Bata di Pojok Kamar Mandi

**Batu Bata di Pojok Kamar Mandi** 



Malam itu, hujan turun deras. Suara gemuruh angin bercampur dengan derasnya air menghantam genting rumah tua milik keluarga Pram. Rumah itu memang sudah lama berdiri, diwariskan turun-temurun, namun kondisinya semakin tua dan rapuh.  

Pram, seorang pemuda berusia 27 tahun, baru saja kembali ke rumah itu setelah bertahun-tahun meninggalkannya untuk bekerja di kota. Dia kembali untuk merawat rumah peninggalan orang tuanya. Namun, ada satu ruangan di rumah itu yang selalu membuatnya tidak nyaman—kamar mandi di bagian belakang.  

Kamar mandi itu sempit, remang, dan memiliki aroma lembap yang aneh. Di salah satu pojoknya, terdapat susunan batu bata yang tampak aneh. Batu bata itu tidak terpasang di dinding, melainkan hanya menumpuk di sana seperti menutupi sesuatu.  

Suatu malam, setelah listrik padam akibat badai, Pram terpaksa menggunakan lilin untuk menerangi rumahnya. Saat dia melintasi kamar mandi, lilin yang dia bawa tiba-tiba padam. Aroma lembap yang biasanya samar kini semakin menyengat hidungnya. Pram merasa ada sesuatu yang memperhatikannya dari arah pojok kamar mandi.  

Merasa penasaran, dia menyalakan kembali lilin dan mendekati tumpukan batu bata itu. Tangannya gemetar saat ia menyentuh salah satu batu bata di bagian atas. "Apa yang sebenarnya ditutupi di sini?" gumamnya.  

Dia mulai membongkar batu bata itu satu per satu. Saat batu bata terakhir terlepas, dia menemukan sebuah lubang kecil. Dari dalam lubang itu, keluar aroma busuk yang menyengat. Pram mundur, menutup hidungnya, tapi rasa penasarannya mengalahkan ketakutannya.  

Dengan lilin di tangan, dia mengintip ke dalam lubang. Mata Pram membelalak. Ada sebuah kepala boneka lusuh di dalamnya, dengan wajah yang tampak seperti manusia. Boneka itu memiliki mata hitam besar yang terlihat basah, seolah menatap langsung ke arahnya.  

Tiba-tiba, lilin yang dia pegang padam lagi. Dalam kegelapan, dia mendengar suara pelan, seperti bisikan.  
*"Kenapa kau ganggu aku?"*  

Pram tersentak mundur, jantungnya berdegup kencang. Dia mencoba berlari keluar kamar mandi, tapi pintu kamar mandi tiba-tiba tertutup sendiri. Dia meraba-raba dinding, mencari pegangan, tapi udara di sekelilingnya semakin dingin.  

Lalu, dia mendengar suara lain—suara batu bata yang bergeser sendiri. Cahaya lilin yang remang-remang menyala kembali, memperlihatkan bahwa batu bata yang sebelumnya dia singkirkan kini kembali tersusun di tempatnya.  

Namun, ada yang berbeda. Di salah satu batu bata itu, terlihat noda merah yang mengalir pelan, seolah-olah batu bata itu berdarah.  

Malam itu, Pram tidak pernah keluar dari kamar mandi. Keesokan harinya, warga sekitar menemukan rumah itu kosong, tapi ada yang aneh. Kamar mandi di bagian belakang kini benar-benar terkunci, dan tumpukan batu bata di pojok itu terlihat lebih kokoh, seperti tak pernah disentuh.  

Dan setiap kali malam tiba, warga yang melintas di depan rumah tua itu mengaku mendengar suara bisikan pelan, seperti seseorang memanggil dari dalam kamar mandi.  

*"Kenapa kau ganggu aku?"*  


Teinspirasi dari foto ini lalu jadi cerita horor 

No comments:

Post a Comment